Senin, 15 April 2013

Focus Group Discussion - "Bali Under Attack"


Focus Group Discussion  
Jumat, 12 April 2013
Tempat: Aula Universitas Dwijendra Denpasar
Tema diskusi: Bali Under Attack
Acara:
1.        Perkenalan latar belakang berdirinya Aliansi Pemuda Bali untuk Indonesia Jaya oleh Ketua I Gede Landep dan tujuan diadakannya diskusi : Ketua Aliansi juga memperkenalkan bahwa penahanan Bapak Anand Krishna adalah salah satu latar belakang bergabungnya rekan-rekan dari beberapa Universitas di Bali untuk bersuara dan melakukan pergerakan. Selain itu karena milhat Bali dalam situasi yang memprihantinkan dan dalam ancaman yang nyata dan tidak nyata.
2.        Acara di moderator oleh I Nyoman Surpa Mahasiswa dari Jurusan Hukum Agama di IHDN
3.        Diskusi di isi oleh rekan-rekan dari VSI yang memaparkan tentang situasi Bali yang teracam dari berbagai bidang, baik ekonomi, konversi agama, urbanisasi, masalah remaja dan pumuda, terorisme, kriminalitas, dll.
4.        Diskusi juga di isi oleh Raysuwana yang memaparkan kasus Bapak Anand Krishna melalui video singkat yang berisi kronologi kasus.
5.        Diksusi dihadiri oleh beberapa kampus diantaranya, perwakilan BEM dari IHDN, UNUD, STPBI( Sekolah tinggi pariwisata), Dwijendra, dan organisasi pemuda. Jumlah yang hadir saat itu sekitar 30 orang
6.        Dalam diskusi ini juga kami menyebarkan petisi Free AK ( (http://www.avaaz.org/en/petition/FREE_ANAND_KRISHNA/?pv=8 )   dan mendapat 21 penandatangan.
7.        Selain menjaring petisi kami juga menjaring volunteer yang bersedia bergabung bersama di Aliansi Pemuda Bali untuk Indonesia Jaya ini.
8.        Diskusi berlangsung selama 2,5 jam kerana banyak dari mereka yang antusias untuk mengutarakan pendapat, ada yang sharing mengenai kasus-kasus dan situasi di daerah asal mereka, ide-ide dan saran untuk pergerakan, dan apresiasi atas terbentuknya Aliansi Pemuda ini.
9.        Selain itu kami juga mensosialisasikan acara Saresehan : Pemuda Bali Bersuara untuk Keadilan dan HAM yang akan kita adakan pada tanggal 29 April 2013 bertempat di Wantilan DPRD Prov. Bali
Demikian beberapa point- point penting yang terjadi dalam diksusi pada Jumat, 12 April 2013
(Reporter: Ray)







Minggu, 14 April 2013

A Total Transformation Start from YOU(th)! (Muda, Sadar, dan Waspada)


A Total Transformation Start from YOU(th)!
(Muda, Sadar, dan Waspada)

Jumat, 12 April 2013
Diskusi terbatas “Bali Under Attack”
Aula Universitas Dwijendra Denpasar
~Raysuwana

“Tuhan tidak merobah nasibnya sesautu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya.”
~ Ir. Soekarno

Mengapa saya kembali mengutip Soekarno karena ini mengingatkan saya bahwa berkarya membangun bangsa tidak akan pernah berhenti sepanjang usia. Siapa pun yang terpanggil berkarya untuk keluarga besar bangsa. Setiap dari kita mempunyai pilihan dan kesempatan yang sama. Berkarya sesuai dengan tuntutan perubahan zaman atau perubahan masa. Sejarah akan menjadi berguna jika kita bisa belajar dan mengambil kebijaksanaannya. Sejarah sering terulang-berulang kali karena kita lupa belajar dari sejarah. Apa yang terjadi sekarang ini mungkin salah satunya adalah kita lupa belajar dari pengalaman para founding father kita dahulu. Enough is enough! Cukup sudah. Mari kita sekarang bersama- sama mengambil inisiatif untuk menjaga semangat dinamisme jiwa Muda kita yang SADAR dan Waspada.
Muda, Sadar dan Waspada
Kita berada dimana saat ini?
Apakah kemajuan teknologi, pembangunan, dan lain-lain  sudah menjadi tolak ukur kemajuan, kesadaran kita? BELUM!
Let’s back to Bali, Apa yang terjadi di Bali? Saya mencoba mengajak diri saya dan rekan-rekan untuk mulai merenungkan yang paling dekat dahulu. Ibu Bali. Apa yang sedang terjadi di Bali sesungguhnya? Pertanyaan ini mungkin akan begitu banyak jawabannya. Mulai dari  ekonomi, pariwisata, lingkungan, kemiskinan, kesemrawutan yang mulai muncul dimana-mana, kriminalitas, korupsi, pengkaplinga tanah-tanah oleh investor, HIV/Aids, pemuda, kekerasan, premanisme, adat, budaya samapai agama pun terkadang menjadi batu sandungan bagi putra-putri Bali. Sepertinya akan sangat panjang daftar permasalahan kita di Bali saja. belum jika kita melihat situasi bangsa yang lebih besar. Apakah mungkin kita menghadapi situasi bangsa jika saja di wilayah terdekat dari kita saja masih sangat kacau?
Semantara ini saya hanya ingin berbagi kegelisahan saya dahulu melihat situasi bangsa yang permasalahannya mengakar di setiap daerah-daerah di negeri ini. Kegelisahan saya pribadi bermula dari melihat berbagai kasus kekerasan atas nama agama, korupsi, tidak adanya jaminan hukum dan keadilan oleh negara yang banyak juga menimpa Prita Mulyasari, Parlin Riduansyah, Anand Krishna, dan mungkin banyak lagi yang tidak terdengar oleh telinga kita. Bagaimana oknum-oknum lembaga peradilan sampai lembaga hukum tertinggi negara pun suka “bermain-main” dengan masyarakatnya sendiri. Kasus-kasus tersebut dengan jelas memperlihatkan bahwa “negeri” ini membiarkan ketidakadilan merajalela. Ditambah lagi dengan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang disebut dengan minoritas, padahal Bapak Bangsa Soekarno  jelas-jelas mengatakan Indonesia merdeka adalah untuk semua dan bukan untuk kelompok-kelompok tertentu. Dalam hal ini terjadinya perusakan dan penutupan paksa tempat-tempat ibadah, pelecehan terhadap faham-faham tradisional sperti kejawen, pasundan, dan tradisi-tradisi usada dan sebagainya adalah anti persatuan dan berpotensi untuk memecah belah bangsa Indonesia.
             Apa yang saya maksudkan dalam tulisan saya diawal bahwa masa Muda kita harus mengupayakan ke-SADAR-an kita sehingga kita menjadi WASPADA dengan situasi yang sedang terjadi disekitar kita. Apakah modal dan upaya yang bisa  kita sebagai pemuda lakukan, latih dan praktekkan sekarang ini?
“4S”- Sensitive, Sincerity, Solution and Skill
             Modal yang sederhana ini yang bisa kita upayakan dari sekarang, detik ini juga. Saya akan sedikit share mengenai Sensitive yang seperti apa? Peka dengan situasi diri, sekitar kita, negera dan bahkan dunia dengan segala permasalahan dan tantangan maupun hal-hal yang menyenangkan atau menguntungkan. Berkarya berdasarkan kepekaan kita melihat situasi disekitar kita.  Kedua, Sincerity ketulusan, kejujuran dan kesungguhan hati. Tanpa semua ini kita menjadi orang yang menafik. Ketiga, Solution apakah sudah cukup bermodalkan 2 hal sebelumnya? Tentu tidak. Tanpa solusi tentu kita tidak hanya akan berjalan ditempat. Mari kita diskusikan hal ini bersama-sama dalam forum-forum seperti ini. Terakhir, Skill- keahlian, keterampilan untuk menerjemahkan solusi yang untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Mengingat kembali awal-awal pergerakan pemuda 100an tahun yang lalu seperti Indonesia Moeda. Mereka memberikan beberapa nilai penting dalam sebuah pemberdayaan pemuda yang menjadi dasar dari bangkitnya sebuah bangsa melalui pemuda dan pemudi yang siap menghadapi situasi – situasi yang ada pada zamannya. Saat ini nilai ini masih kita butuhkan dan menurut saya sangat penting untuk menjadi dasar kita hidup sebagai pemuda dan pemudi yang sedang membentuk karakternya sebagai manusia yang utuh. Nilai- nilai kehidupan sudah sangat jauh dari kehidupan kita saat ini. Saya merasakan sendiri bahwa ada hal fundamental yang belum cukup kita upayakan dalam diri kita sebagai pemuda. Saya kembali ingin memperkenalkan apa yang pemuda-pemudi pendahulu kita tanamkan sebagai dasar dalam pergerakan mereka memberdayakan pemuda-pemudi saat itu. Tiga nilai utama itu adalah
Shakti, Buddhi dan Bhakti (Sakti, Budi, dan Bakti)
Ketiga hal ini yang juga akan menjadi dasar kita untuk bersama-sama mengembangkan diri kita sebagai pemuda. Sebuah solusi bagi saya dan bangsa ini. saya berani mengatakan ini karena meraka telah membawa INDONESIA MERDEKA dengan bekal ketiga nilai-nilai hidup yang utama yang menjadi dasar mereka. 
Shakti (Sakti), kecerdasar, kekuasaan dalam artian kemampuan menguasasi diri dan mengembangkan potensi diri. Tentu dengan diasah dengan  pendidikan, pelatihan, social awareness, dll.
Buddhi (Budi), kebijaksanaan. Inilah yang menjadi nahkoda atau kemudi dalam pesawat. Budi harus menjadi sangat penting karena tidak cukup hanya menyiapkan kapal saja tetapi juga jurumudi yang kuat dan memahami seluk-beluk dan situasi lautan misalnya. Apa yang terjadi saat ini sebagian besar karena kita hanya menyiapkan kapalnya saja sedangkan hal yang paling penting yaitu jurumudi (budi) ini tidak kita siapkan, maka seperti inilah kondisi kita sekarang ini. koruptor, teroris, rampok, pencuri uang rakyat, dll. Semua itu terjadi karena tidak ada kendali alias jurumudi dalam diri kita yaitu kebijaksanaan. Tidak ada cara lain sekarang ini selain memulai dari diri kita sendiri dengan wadah bersama ini semoga kita bisa saling belajar dan mengembangkan diri kita.
Bhakti (bakti), kasih sayang kepada yang dimuliakan. Baik itu tuhan, Ibu pertiwi, orang tua. Bhaktilah yang menjadi jiwanya. Bhakti juga berarti berkarya tanpa pamrih(hanya memikirkan untung sendiri melulu), tetapi juga untuk kebaikan sesama.
Nilai-nilai ini semakin sangat relevan untuk situasi kita saat ini. tiada jalan lain selain transfomasi total dalam diri diupayakan mulai saat ini juga! Perubahan Mental/emosional, pikirian, dll harus berawal dari diri saya, anda dan kita semua. Sekarang pilihan ada di tangan anda dan saya, mau bangkit, bersuara dan deklarasikan kebangkitan kita atau hanya menunggu dan diam tergilas oleh kehancuran itu sendiri!!

Salam Transformasi Total!!